Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Dukung Event "Menapak Jejak Kearifan Lokal LAM Meranti, Dr Elviriadi: Takkan Ada Karhutla Bila Kearifan Lokal Rangsang Barat Diamalkan

JENDELA INFORMASI
Juli 27, 2025, 15:40 WIB Last Updated 2025-07-27T08:40:22Z



Pekanbaru - Dalam menjawab Kegilsahan masyarakat terhadap kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan di Kabupaten Kepulauan Meranti, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kepulauan Meranti akan menggelar kegiatan bertajuk “Menapak Jejak Warisan Kearifan Lokal Melayu Kepulauan Meranti” pada bulan Agustus mendatang. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah refleksi terhadap nilai-nilai leluhur, tetapi juga sebuah langkah konkret dalam membumikan kearifan lokal sebagai solusi penyelamatan alam dan pelestarian adat istiadat.


Ketua Umum LAMR Kepulauan Meranti, Datuk Sri Afrizal Cik, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial budaya, tetapi merupakan panggilan nurani untuk menghidupkan kembali nilai-nilai lokal yang telah terbukti mampu menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. “Kita tidak bisa lagi menutup mata terhadap kondisi lingkungan kita yang semakin rusak. Saatnya kita kembali kepada akar, kepada kebijaksanaan nenek moyang kita dalam mengelola alam dengan bijaksana,” ujarnya.


Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 100 orang peserta dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, pakar lingkungan, pemangku adat, tokoh masyarakat, dan generasi muda dari Kepulauan Meranti. Mereka akan mengikuti serangkaian observasi lapangan ke desa-desa di Kecamatan Rangsang Barat, sebuah wilayah yang masih menyimpan banyak praktik kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Dari pengelolaan sumber air bersih, pemanfaatan hutan secara lestari, hingga tata cara hidup bermasyarakat yang menjunjung tinggi keseimbangan dengan alam, semua akan dikaji dan didokumentasikan.


Menyikapi itu, pakar lingkungan hidup UIN Suska Riau Dr Elviriadi menyambut baik kegiatan dimaksud.


"Luooooo biase. Itu jawaban tuntas dan bernas terhadap kerisauan global warming, karhutla, kenaikan air laut dan suhu bumi, kekeringan, banjir dan degradasi ekologis. Hanya Kearifan Lokal Obat Ajaib satu satunya, " ucap alumni UKM Malaysia pada media ini, Ahad (27/7/25).


Akademisi yang kerap jadi ahli di pengadilan itu menerangkan Melayu Meranti menyimpan endapan pengetahuan leluluhur yang begitu memukau.


"Alam fikiran Melayu Selatpanjang itu bagaikan bunker pengetahuan ekologis yang belum diketahui ramai. Terutama di Pulau Rangsang itu, susunan pemikiran tetua Melayu begitu apik menjaga alam, " imbuh peneliti kearifan lokal itu.


Elviriadi mengenal pemikiran leluhur Rangsang Barat sewaktu membimbing mahasiswa KKN tahun 2024.


"Waktu membimbing mahasiswa KKN UIN Suska tahun lalu, disitu lah saya tersentuh dengan konsep menjaga alam. Ada pantang larang dalam menebang kayu, adat menangkap ikan, adat masuk hutan, adab kepada laut, menjaga tanah, termasuk gambut, " kata alumni SMA Negeri I Selatpanjang.


Ketua Departemen Restorasi Gambut Mangrove Majelis Nasional KAHMI itu bangga dengan kearifan tersebut.


"kebetulan Tesis S2 dan Disertasi S3 saya judul nya Kearifan Lokal. Saya presentasikan makalah ilmiah saya sampai ke Amerika, Hiroshima, Auckland, Dubay, Italia, Sri Lanka dan negara negara ASEAN. Tak ada dalam akhlak Melayu satu orang menebang ribuan hektar hutan, gambut dicerobohi melalui kanal kanal sampai kering dan terbakar. Tak mungkin ada Karhutla di bumi Meranti dan Riau bila kearifan lokal diberi laluan, " bebernya.


Aaaaccch payah. Hutan gundul banjir karhutla datang. Kearifan lokal tak dieksplorasi yang ada pemadaman api. Lelame Temakol Banto pun meloncat ke pangkuan cukong, dia pun berkata:


Kain Pelekat di Atas Bantal

Datang Tokek Tepekiek di loteng

Lembaga adat Gali Kearifan Lokal*

Hutan Selamat Gambut Tak Kereng

Kepunan telouw temakollllaaaah..." Pungkas tokoh yang nekat gundul pacul demi hutan tropis.***

Iklan

Iklan Ojek Online