Pekanbaru – Presiden Mahasiswa Institut Agama Islam (IAI) Lukman Edy Pekanbaru, Farhan, menyuarakan kritik tajam terhadap kepemimpinan Rektor IAI Lukman Edy, Dr. H. Murah Syahrial, yang menurutnya tidak menunjukkan kinerja yang transparan dan akuntabel sejak kembali menjabat pada tahun 2023.
Farhan menyampaikan bahwa selama periode kepemimpinan Dr. H. Murah Syahrial, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menerima banyak keluhan dari mahasiswa terkait berbagai persoalan mendasar, khususnya dalam hal pendanaan dan pembangunan kampus.
“Kami dari BEM IAI Lukman Edy hanya menerima sekitar 5% dari total dana yang seharusnya dialokasikan. Hingga hari ini tidak ada kejelasan ke mana sisa anggaran tersebut disalurkan,” ungkap Farhan.
Ia juga menyoroti tidak adanya pembangunan signifikan di lingkungan kampus selama masa jabatan rektor saat ini. Menurutnya, hal ini mencerminkan lemahnya komitmen terhadap pengembangan fasilitas kampus dan kesejahteraan mahasiswa.
Selain itu, Farhan menduga adanya praktik politik internal yang menjadikan mahasiswa sebagai alat dalam dinamika kekuasaan kampus. “Kami merasa mahasiswa hanya dijadikan alat politik oleh sejumlah oknum pimpinan kampus demi kepentingan tertentu,” tambahnya.
Lebih lanjut, Farhan menilai bahwa kepemimpinan Dr. H. Murah Syahrial sudah tidak lagi relevan dan mendesak agar jabatan rektor segera dievaluasi, meskipun masa jabatan saat ini belum selesai satu periode penuh.
Menanggapi kritik ini, sejumlah pihak yang pro terhadap rektor justru melabeli Farhan sebagai “anak ingusan” dan “penjilat”, serta mempertanyakan kapasitasnya dalam memimpin mahasiswa. Namun, Farhan menegaskan bahwa kritik yang disampaikannya merupakan suara dari mahasiswa dan bagian dari fungsi kontrol terhadap jalannya institusi pendidikan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak rektorat belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Farhan.
Laporan : Faizul
