Pekanbaru -- Safari ekologis pakar lingkungan hidup Dr Elviriadi tidak saja turun ke desa desa dan kawasan hutan.
Kali ini bersembang dan ngopi bersama Kapolsek Tambang AKP Aulia Rahman.
Bertempat di sebuah kafe di bilangan panam, tampak Kapolsek didampingi Kasat Intel Sianipar, Datuk Rully, Afri Hardi dan satu anggota Polsek.
Dalam perbincangan hangat dan santai itu, Kapolsek Tambang AKP Aulia Rahman menyambut baik ajakan silaturahmi dari sang pakar.
"Kami dari Polsek Tambang siap melayani dan mendengarkan masukan dari masyarakat. Kita komit untuk mengatur ketertiban dalam pergaulan masyarakat. Termasuk atensi Soal Karhutla yang mengancam Riau," ujar putra asli kampar itu.
Terpisah, pakar lingkungan Dr Elviriadi ketika dihubungi media ini Rabu (18/6) menyatakan siap membantu Polsek Tambang.
"Karhutla ini awalnya kerusakan gambut. Dikarenakan luas izin yang berlebihan kepada korporasi. Lahan gambut itu fragile (rapuh), seharus tak usah dibebani izin. Untung ada adinda AKP Aulia Rahman yang siap selalu di lapangan memantau titik api. Saya pun jadi semangat bersinergj Polsek Tambang, "ucapnya.
Akademisi yang kerap jadi ahli di pengadilan itu menyatakan Rona lingkungan di Riau sudah jauh berubah.
"Dahulu disiram bensin lempar barang korek api. Menyala gambut bentar, tapi segera padam karena kadar air tinggi. Kini karena sudah over drainage akibat kanal kanal perusahaan, ganbut kering kerontang mudah terbakar, " jelas alumni UKM Malaysia.
Kepala Departemen Restorasi Gambut Mangrove Majelis Nasional KAHMI itu meminta masyarakat waspada dalam mengelola lahan gambut.
"Harus ekstra hati hati. Sudah ada larangan dari pihak berwajib. Jangan sampai bermasalah hukum karena niat baik berladang. Walaupun di Rohil sudah banyak warga menjual ladang karena tak bisa diolah. Pendekatan selain bakar butuh biaya produksi tinggi. Apa boleh buat. Semoga ada hikmah dibalik musibah asap bin gambut ini, "pungkas peneliti cukong yang ikhlas gundul permanen demi hutan tropis.