Pekanbaru, Tingkap.info - Kongres ke-34 Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) yang diselenggarakan di Pekanbaru pada 25-31 Mei 2025 menuai berbagai kritik keras dari peserta kongres dan aktivis HMI terkait penyelenggaraan dan arah organisasi ke depan.
Kritik Tajam Terhadap Penyelenggaraan Kongres
Kongres yang berlangsung selama seminggu ini menjadi sorotan karena berbagai permasalahan internal yang mencuat ke permukaan. Sejumlah peserta menyampaikan ketidakpuasan terhadap proses dan mekanisme kongres yang dinilai belum transparan dan demokratis.
Berbagai kritik yang muncul antara lain menyangkut tata kelola organisasi, akuntabilitas pengurus, serta proses pengambilan keputusan yang dianggap tidak melibatkan seluruh elemen secara proporsional.
Saran Kritis Ahmad untuk Perbaikan Organisasi
Salah satu suara kritis yang mencuat adalah dari Ahmad, seorang aktivis HMI, yang menyampaikan saran tegas kepada formatur Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI untuk periode mendatang.
"Saya menyarankan kepada formatur Ketua Umum PB HMI agar dalam memilih pengurus untuk periode mendatang, harus benar-benar selektif memilih orang-orang yang tidak bermasalah dalam segi moral dan integritas dalam kepengurusan. Ini demi perbaikan lembaga ke depannya," tegas Ahmad dalam sesi diskusi kongres.
Ahmad menekankan pentingnya aspek moral dan integritas sebagai syarat utama dalam proses seleksi pengurus baru. Menurutnya, HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam harus dipimpin oleh figur-figur yang memiliki akhlak mulia dan integritas tinggi, serta terbebas dari berbagai permasalahan moral yang dapat merusak kredibilitas organisasi.
Sorotan Terhadap Aspek Moral dan Integritas Pengurus
Kritik Ahmad tampaknya merujuk pada pentingnya standar moral dan integritas yang tinggi dalam kepemimpinan HMI. Para peserta kongres menyoroti perlunya evaluasi mendalam terhadap aspek akhlak dan kejujuran calon pengurus untuk menghindari terulangnya permasalahan yang dapat merusak citra organisasi.
"Organisasi Islam seperti HMI ini terlalu mulia untuk dipimpin oleh orang-orang yang bermasalah secara moral dan integritas. Kita harus kembali kepada nilai-nilai dasar Islam dalam memimpin," tegas Ahmad.
Respons dan Tanggapan
Saran Ahmad mendapat dukungan dari sejumlah peserta kongres lainnya yang juga menekankan pentingnya reformasi internal dan peningkatan standar kepemimpinan dalam HMI MPO.
Namun, beberapa pihak juga mengingatkan agar proses seleksi tetap mengutamakan keseimbangan antara aspek moral, integritas, dan kompetensi, sehingga organisasi dapat dipimpin oleh figur yang tidak hanya berakhlak mulia tetapi juga memiliki kapabilitas manajerial yang mumpuni.
Dampak Terhadap Citra Organisasi
Kritik-kritik yang muncul dalam kongres ini menunjukkan adanya keresahan internal terhadap arah dan pengelolaan HMI MPO. Para aktivis menekankan bahwa perbaikan internal harus segera dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap organisasi.
Rekomendasi untuk Masa Depan
Berdasarkan berbagai masukan dalam kongres, beberapa rekomendasi yang muncul antara lain:
- Penerapan sistem seleksi pengurus yang mengutamakan aspek moral dan integritas
- Pembentukan komisi etik internal untuk mengawasi perilaku dan kinerja pengurus
- Evaluasi berkala terhadap aspek akhlak dan integritas dalam organisasi
- Peningkatan program pembinaan karakter bagi seluruh anggota HMI
Kongres XXXIV HMI MPO di Pekanbaru telah menjadi momentum penting untuk evaluasi diri organisasi. Kritik keras yang muncul, termasuk saran tegas dari Ahmad, diharapkan dapat menjadi bahan refleksi serius bagi formatur dan calon pengurus periode mendatang.
Keberhasilan HMI dalam menjawab tantangan ini akan sangat menentukan masa depan organisasi sebagai salah satu kekuatan mahasiswa Islam yang berpengaruh di Indonesia.
